Grace Chelsea Tuerah


Senja menjelang. Langit biru pelan-pelan mulai gelap. Cahaya lampu semakin terang menggantikan sinar matahari yang mulai redup. Panorama semakin berwarna, cahaya matahari di langit memerah seakan tak mau kalah dengan cahaya lampu yang baru hadir.

Di antara cahaya lampu-lampu senja di Kawasan The Breeze BSD City itu Grace seolah melantunkan lagu. Di antara udara kering dan angin berembus lembut di langit The Breeze Grace menyanyikan lagu tentang keindahan dunianya, dunia kenotariatan yang baru seumur jagung ia jalani. Lagu tentang kegundahan terhadap dunia manusia, dunia kepalsuan. Namun lagunya tetap penuh harapan, seperti matahari yang selalu menyinari bumi.

“Dunia kenotariatan itu menantang dan menarik seperti gadis seksi,” begitu ia melantunkan syair lagunya. Dalam nada lembut Grace menyanyikan syair notaris, calon notaris, syair lagu hukum yang penuh dinamika seiring dengan nada lagu yang selalu naik-turun, berganti ritme, namun pantang mengulang, mengikuti suasana. Hukum tidak bisa terpaku pada satu titik. Tapi harus bergerak maju, namun harus menyuarakan hati yang bersih. Hukum tidak boleh dibuat untuk merugikan kemanusiaan.


Dalam bait tertentu lagu Grace melantunkan dunia manusia yang penuh dinamika yang dibumbui dengan berbagai sifat manusia mulai dari kesabaran, keikhlasan, sampai sifat buruk manusia sekalipun. Manusia bisa menghalalkan segala cara untuk meraih bintang di langit. Terkadang, sindirnya, kesuksesan manusia mencapai kebahagiaan itu dilalui dengan tipu-daya, dan merugikan orang lain yang tidak berdaya.

Di bait-bait berikut lagunya, Grace menyanyikan syair harapannya, harapan ALB, Harapan Anggota Luar Biasa organisasi notaris di depan pintu gerbang dunia notaris yang gemerlap. Lagunya tentang seorang anak manusia yang berharap tidak mendaki gunung kekecewaan. Lagu yang ia inginkan adalah lagu kenyataan yang dicita-citakannya, walau untuk mencapainya terpaksa harus berkorban banyak hal.

Setelah itu irama berikutnya meninggi. Grace menyanyikan lagu dengan nada kritis tentang nasib ALB, nasib calon notaris yang ingin terang di mana tempat berlabuhnya untuk meraih kebahagiaan. Lagunya berharap kemudahan memperoleh ilmu yang tidak memberatkan, sementara ia sendiri belum pernah mengecap indahnya dunia yang baru akan dilaluinya itu.

Lagunya berharap tentang kepastian memperoleh ilmu praktek dunianya itu . Kepastian memperoleh ilmu yang baik dan berwarna-warni. Harapannya dituangkan dalam lagu itu karena dilihatnya bahwa dunianya nanti pasti berwarna-warni, dan penuh intrik, serta memerlukan seribu jurus untuk menaklukkannya.

Lagu Grace bukan sejatinya bukan lagu anak bangsa yang lemah. Lagu Grace bukan sekedar lagu harapan anak manusia. Namun, nun jauh di puncak gunung, lagu Grace dinyanyikan dengan nada kuat yang membawa pesan moral. Pesan mengenai hati yang bersih yang tidak boleh terkotori kepura-puraan. Hati bersih yang tidak menghalalkan segala cara demi ketamakan, dan tidak memanfaatkan dan merugikan orang yang lemah.

Lagu Grace bukan sekedar lagu harapan, dan lagu pesan. Namun lagu peringatan. Grace Chelsea Tuerah tidak segan-segan mengadu dan menyampaikan lagunya kepada : Tuhan.



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Kirim Komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas