SEMUA NOTARIS BISA MENYALURKAN ZAKATNYA UNTUK OPERASIONAL

medianotaris.com, Bantul - (K. Lukie Nugroho, SH) -pada era teknologi IT seperti ini kita tidak perlu lagi terheran-heran jika ada lulusan pesantren yang memiliki keahian mutimedia. Familiar dengan pembuatan konten youtube, tik-tok atau menciptakan pemasaran atau publikasi dengan basis digital yang mengikuti tren. Di dalam sebuah lembaga atau perusahaan mereka akan menjadi ujung tombak untuk menyosialisasikan produk, layanan maupun jaminan mutu produk sebuah perusahaan. Atau jika mereka -para lulusan ini- di lembaga pemerintahan bisa membuat perangkat presentasi digital untuk banyak keperluan lembaga tersebut yang tidak mudah dikerjakan orang banyak.

Di dalam rumah pun para santri putri ini bisa bekerja membuat perangkat digital untuk penyuluhan masyarakat, atau perangkat presentasi yang moderen untuk keperluan sebuah konferensi besar mulai dari publikasi, pelaksanaan acara sampai dokumentasi secara digital.

Pondok pesantren yang Anda hadapi ini adalah Pondok Teknologi Informatika Muslimah (PTIM) yang didirikan Notaris Muslim Indonesia di Desa Kalak Ijo, Kecamatan Pajangan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya di tengah perkampungan desa yang kiri kanannya masih banyak pepohonan.

Pondok yang sudah ada sekitar 5 tahun lalu ini gedungnya dibangun sejak sekitar tahun kedua perjalanan pendirian pendidikan ini. Adapun pihak yang baik hati untuk membangun gedungnya adalah para notaris yang berhimpun dalam organisasi Notaris Muslim Indonesia, dan juga dibantu oleh Bank Mandiri.

Di pondok ini para santri yang berasal dari keluarga kurang mampu, dan juga anak yatim ini mondok tanpa dipungut biaya mulai makan, tidur,program belajar sampai lulus.

Koordinator pondok ini, Notaris Sutarna dan Sekretarisnya Abdul Muin Djalaludin berterimakasih pada seluruh rekan-rekannya, para notaris, yang sudah mendukung pendirian pondok dan membiayai operasional.

Menurut Sutarna, yang juga seorang notaris dari Sleman, kegiatan ini wujud kedulian notaris muslim seluruh Indonesia dengan harapan pondok ini mampu memberikan bantuan kepada keluarga yatim dan dhuafa untuk untuk belajar agama dan teknologi secara gratis.

Organisasi notaris ini selain membangun juga memberikan dukungan biaya operasional belajar dan mengajar, serta biaya penyelenggaraan dan perawatan pondok sampai kini.

Selanjutnya Sutarna yang juga Koordinator Wilayah Notaris Muslim Indonesia mengajak seluruh notaris di Indonesia untuk berpartisipasi mendukung pendidikan agama dan teknologi ini sebagai bagian amal ibadah keagamaan. Seperti diketahui bersama bahwa rezeki yang didapat dari kantor notaris masing-masing ada bagian yang disedekahkan untuk kaum dhuafa dan untuk keperluan jalan yang baik. Salah satunya adalah pendidikan untuk kaum dhuafa dan anak yaitim.

Harapannya, katanya, pondok ini akan menghasilkan santriwati mandiri dan kuat secara ekonomi dan mendapat pendidikan agama yang kuat untuk melanjutkan kehidupan di lingkungan masyarakat masing-masing.

Dengan demikian program ini membantu negara dalam menciptakan lapangan kerja dan memberikan pendidikan secaa gratis.

KETRAMPILAN MENULIS DAN KULINER

Abdul Muin, selaku sekretaris Korwil NMI Yogyakarta yang juga Ketua Pengurus Daerah Kulon Progo, Ikatan Notaris Indonesia, menjelaskan bahwa dari tahun ke tahun jumlah santri mengalami peningkatan. Namun dalam menerima calon santri diadakan seleksi sesuai syarat lembaga ini, yaitu santri harus dari golongan keluarga yatim atau juga keluarga dhuafa atau keluarga kurang mampu secara ekonomi.Hal ini sesuai tujuan pondok ini agar santrinya setelah lulus akan bisa mndiri secara ekonomi.

Ketrampilan di pondok selain teknologi juga diajarkan ilmu perkantoran dan juga kuliner, termasuk juga ketrampilan menulis.

Di dalam acara wisuda itu juga dibagikan buku hasil tulisan salah seorang santriwati.

Menurut Muin santriwati ini diajari teknik-teknik digital marketing sesuai tuntutan zaman.

Dalam hal pendanaan sampai kini pondok ini pendukung utamanya adalah pimpinan NMI pusat walau pondok ini lokasinya di Bantul, Yogyakarta. Selain itu pendanaan juga dibantu dari NMI daerah.Menurut Muin dengan adanya dukungan terhadap lembaga ini maka berarti merupakan bentuk penyaluran zakat, infaq dan amalnya secara tersistem dengan baik.

Menurut Muin biaya per bulan untuk operasional pondok adalah sekitar 20 juta, dan katanya pihaknya menerima bantuan dari notaris seluruh Indonesia.



Komentar Untuk Berita Ini (0)

Kirim Komentar

Nama
Lokasi
Email
URL
Komentar
  captcha contact us
Silakan masukkan kode diatas